SEJARAH ARJO


   Artikel kali ini kita akan membahas tentang minuman beralkohol yang khas dari ngawi.
ARJO berasal dari desa kerek. Sejak kapan dan siapa pembuat pertamanya masih tanda tanya. Yang jelas keberadaannya memanglah sudah turun temurun dari zaman simbah-simbah tempo doeloe hingga sekarang. Arak buatan kerek itu sudah terkenal sejak zaman belanda. Mereka menyebutnya dengan nama arak van kerek. Pada zaman belanda,proses masak harus dilakukan pada malam hari dengan sangat hati-hati. Jika sedikit saja menimbulkan kecurigaan maka habislah sudah. Pawon akan dirusak serta pemiliknya akan dipenjara. Sebenarnya sampai sekarang pun masih begitu. Untuk menghasilkan 1 botol penyulingan dibutuhkan waktu satu hari. Dan apipun tak boleh mati. Setiap pawon biasanya memiliki takaran sendiri-sendiri yang menentukan kualitasnya. 

    ARJO(arak jowo) sebutan wong ngawi terhadap arak buatan kerek. Arak jowo sempat dikenai cukai sehingga dapat bebas dipasaran selama beberapa saat. Arak jowo sempat dikenal dengan merk arak murni cap gunung sari. Namun, sekarang arak jowo dilarang beredar apapun alasannya. Hal ini jelas terjadi karena bertentangan dengan agama dan negara. 

   Tradisi upacara adat jawa salah satunya upacara pernikahan. Tak jauh dari keberadaan arak jowo. Bukan hal yang wagu lagi bagi masyarakat ngawi sendiri, bahwa arak jowo adalah sisi pelengkap kehidupan masyarakat. Penggunaan arak jowo sendiri memang terus menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Namun keberadaannya 
Jelas menunjukkan eksistensi kekuatan dari filosofi. Justru kini eksis sebagai bunga transformasi tradisi jawa. 

Sumber bacaan =ngawi tempo doeloe
Dibaca.               =senin, 9 maret 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini